watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

HILANGNYA 3 KEPERAWANANKU


Nama panggilanku Mayang. 21 tahun, bekerja di
perusahaan swasta di Jakarta, Aku tergolong
wanita dengan wajah biasa-biasa saja dengan
tinggi badan 169 cm dan berat 50 kg, rambut
seleher, kulit putih, banyak yang bilang aku
memiliki bentuk tubuh yang bagus, sangat
proposional. Sejak remaja, kehidupan sosialku
tergolong cukup ‘konservatif’. Berbeda dengan
kawan lainnya yang bebas berteman atau
berpacaran, sementara aku hanya boleh
dikunjungi kawan atau pulang bermain sampai
jam 8 malam, terlambat sedikit saja aku akan
seperti pesakitan yang diinterogasi polisi oleh
orangtua. Setelah bekerja barulah aku mendapat kebebasan.


Akhir Januari ‘91 adalah pertama kali aku
berkenalan dengan Dito (37) cukup unik, salah
sambung telpon yang mengakibatkan salah
pengertian, sehingga menimbulkan argumentasi
yang sengit. Namun setelah menyadari
kesalahannya Ia minta maaf berkali-kali, ini
dilanjutkan dihari-hari berikutnya, Ia pun
kemudian semakin sering menelpon. Dito adalah
seorang pimpinan divisi dikantornya, lima tahun
menduda. Aku begitu terkesan dengan suaranya
yang sangat bersahabat, apalagi banyolan2nya
yang segar membuat waktu istirahat dikantor
lebih ceria. Aneh rasanya seperti ada sesuatu
yang hilang bila Ia tidak menelpon, sialnya, aku
tidak berani menghubunginya walau hati kecil
mendesak untuk memutar no. telponnya.

Tiga bulan sudah kami bertelepon, sepertinya Ia tidak
punya keinginan untuk bertemu muka, hal itu
membuat aku sangat panasaran.
Aku sangat menunggu saat2 dimana ada
kesempatan untuk mengemukakan keinginan
untuk bertemu dengannya tanpa harus
kehilangan muka. Pucuk dicinta ulam tiba, kata
pepatah, suatu saat diakhir minggu-seperti
biasanya-Ia menelpon untuk mengatakan “have a
nice weekend” Aku memberanikan menanyakan
rencananya menghabiskan ‘long weekend’ karena
Seninnya tanggal merah.

“..tidak ada yang spesial, niatnya sih ingin
membereskan rumah” jawabnya, aku sendiri
baru tahu bahwa Ia tinggal sendiri di paviliun
kontrakannya.
“..tidak keberatan kalau dibantu” tanpa sadar aku
menawarkan diri. Menyadari kecorobohan ini
mukaku memerah, baru saja ingin meralat Dito
telah menyambut tawaranku dengan gembira
“..terima kasih sekali, memang rumahku ini perlu
sentuhan tangan wanita” ucapnya, aku benar-
benar tersipu, alangkah malunya. Bertemu
mukanya dengannya memang keinginanku tapi
mustinya bukan aku yang memulai, apa
pandangannya nanti? Belum lagi sempat
mememikirkan cara membatalkannya Dito telah
menetapkan waktu “..aku tunggu kamu besok
jam 10.00 dirumah” dan memberikan alamat
rumahnya.

Keesokan hari, saat sampai dirumahnya aku
sempat ragu, rasanya ingin kembali pulang,
namun entah kenapa tanganku lebih memilih
menekan bel daripada melangkah pulang. Tak
lama kemudian dari dalam rumah keluar lelaki
berperawakan sedang, berkulit coklat
mengenakan jeans dengan T-shirt hitam dengan
wajah yang tidak terlalu istimewa namun dihiasi
senyum yang sangat menarik
“..Mayang ya” tegurnya sambil membukakan
pagar, aku mengangguk dan membalas dengan
bertanya “..Dito?” Ia pun mengangguk dan
menyalamiku dengan genggaman tangannya
kuat sambil menepuk-nepuk lembut punggung
telapak tanganku dengan akrab sekali.

Sesampai di ruang tamu bergaya ‘Jepang’-tidak
ada kursi hanya bantal2 besar dan meja-paviliun
kecil dengan kesan lelaki yang sangat kuat.
Setengah jam kami berbasa-basi. Ia lebih banyak
mendominasi pembicaraan yang benar-benar
mencairkan suasana yang agak kikuk, aku hanya
terpana melihat Dito berbicara, tawanya yang
lepas, dan canda nakalnya yang sering membuat
wajahku merona merah, dan kemudian “..ayo
kita mulai kerja bakti..” ajaknya sambil
tersenyum. Senyum yang aku yakin telah
memikat banyak wanita. Aku segera menuju
dapur-yang juga sangat lelaki-piring, gelas dan
sendok kotor menumpuk, sementara Dino
membersihkan kamar tidur yang sekaligus
berfungsi sebagai ruang istirahat dengan segala
pernik elektronik. Sesekali ia menengokku di
dapur dengan celetukan-celetukan lucunya
membuat aku tidak dapat menahan tawa. Sambil
mencuci aku sempat tersipu-sipu
membayangkan kegiatan kami yang layaknya
seperti pasangan yang baru menikah.

Jam 1.00 siang ‘kerja bakti’ tuntas, sebelum
permisi untuk mandi Dito memesan pizza lewat
telpon untuk makan siang, Ia menyilahkan aku
memutar VCD sementara menunggunya mandi.

Aku memilih film sekenanya saja karena tidak ada
bintang2 filmnya yang familiar. Aku sempat kaget
melihat adegan ciuman difilm itu yang berbeda
dengan adegan ciuman difilm yang biasa aku
tonton dan yang membuat aku terkejut ternyata
adegan ciuman itu berlanjut lebih dahsyat lagi.

Sambil berciuman tangan pria di film itu mulai
meraba-raba paha pasangannya dan semakin
naik hingga dibagian sensitif dibalik rok. Mata si
wanita terpejam menikmati elusan-elusan itu.
Apalagi adegan selanjutnya yang memperlihatkan
pria itu menciumi buah dada pasangannya yang
saat itu sudah telanjang bulat, aku betul2 terpana!
Ingin rasanya mematikan VCDnya tapi rasa ingin
tahu akan apa yang terjadi berikutnya membuat
aku tidak menekan tombol off di remote control,
adegan berikutnya semakin memanas, saat
siwanita membuka celana dalam pasangannya
aku menahan napas melihat kemaluannya yang
panjang dan besar itu dijilati dan dihisap!
Ada rasa aneh yang menjalar ditubuhku,
membuat aku duduk dengan gelisah, dan
semakin gelisah lagi waktu si pria mulai
menyetubuhi pasangannya. Seumur hidup
belum pernah aku menyaksikan adegan2 seperti
itu, mimik si wanita yang demikian menikmati
ditambah lagi desah2annya telah membuat
bagian2 sensitif ditubuhku mengeras, tanpa sadar
aku pun merapatkan paha dan menggerak-
geraknya, napasku pun mulai tidak terartur..saat
itulah lamat2 kudengar pintu kamar mandi
terbuka, secepat kilat kutekan tombol off di
remote control dan mengembalikan piringan VCD
ketempatnya. Dan benar, Dito berdiri di
sampingku kelihatan lebih segar dan harum
“Kok udah selesai nontonnya?” Tanya Dito.

“Ngga kok aku Cuma denger radio aja” Jawabku
berbohong.
Belum lagi berbicara banyak pengantar pizza tiba,
“safe by the bell”, aku begitu lega karena kuatir
Dito mengetahui kebohonganku.
Kami pun menikmati makan siang sambil lesehan
dikamarnya yang merangkap ruang istirahat
sambil bercengkerama. Berbicara dengannya
betul2 mengasyikan, iya tahu betul kapan harus
berbicara dan kapan harus menjadi pendengar
yang baik, Duduk lesehan membuat rok jeansku
sedikit tersingkap, sesekali aku menangkap
pandangan Dito yang mencuri tatap kearah
pahaku yang putih dan anehnya aku bukannya
malu malah sebaliknya menikmati tatapnya.

“Mau nonton VCD” Dito menawarkan, selesai
kami makan “Tapi filmnya belum disensor, ngga
apa2 kan?” aku mengerti maksudnya dan
bingung mau menjawab apa, kebingunganku
diartikan ‘iya’ rupanya, Dito langsung memutar
VCD, kami duduk lesehan dengan menyandarkan
punggung masing2 ditembok. Kembali adegan2
yang aku lihat tadi muncul dilayar TV 29′nya,
hanya saja ceritanya berbeda. Awalnya aku
cukup risih juga nonton adegan2 panas itu
berdua tapi melihat Dito begitu santai tidak ada
tendensi apa2 aku pun mulai relaks dan
menikmati film ‘panas’ itu. Kembali perasaan aneh
itu muncul setelah 20 menit melihat adegan yang
seronok itu, dan entah bagaimana mulainya tiba-
tiba aku merasa bibirnya mengecup lembut
leherku, dapat aku rasakan darahku berdesir.

Ya, ampun! aku bukannya mengelak atau marah,
malah sebaliknya menikmati kehangatan bibirnya
dileherku yang kemudian menjalar kebibirku,
kecupan lembutnya perlahan-lahan berubah, Dito
mulai mengulum bibirku, aku terpejam ketika
merasakan lidahnya menerobos mulutku. Aku
bukannya tidak pernah berciuman, tapi yang
seperti dilakukan Dito baru pertama aku rasakan
dan ini menimbulkan sesuatu yang luar biasa.

Belum hilang rasa itu, aku sudah merasakan
jilatan lidahnya membasahi leherku yang jenjang,
www.ceritaindo.sextgem.com hangat sekali rasanya. “aahh..”, Aku mendesah
pelan sambil menengadahkan kepalaku, agar
lidahnya leluasa melingkar-lingkar di leherku..,
menari-nari di situ.., aakkhh.., semakin tak karuan
rasanya. Dan tiba-tiba aku merasakan tangannya
meremas lembut payudaraku membuat desiran
darahku semakin kencang, aku betul2 terangsang,
tapi rasa malu ku tiba-tiba menyergap dan aku
berusaha melepaskan tangannya dari payudaraku
“..Jangan Dit..” pintaku, ia sepertinya bingung
“..Aku belum pernah ..” kataku,
“..oh maaf..” Dito sepertinya memahami
penolakanku, dan kamipun melewati petang itu
dengan nonton sesekali diselingi kehangatan
bibirnya.

Menjelang malam aku pun pulang, dan berjanji
untuk datang lagi esok hari Minggu. Sampai
dirumah aku langsung mandi dan berkurung
dikamar membayangkan kejadian di rumah Dito,
sesuatu yang belum pernah aku alami dalam
hidup, film yang “panas”, kecupannya yang
membara dengan lidahnya yang menjalar dileher
dan remasan tangannya didadaku. Ingin rasanya
menghilangkan semuanya itu dari kepalaku, tapi
semakin aku ingin membuang semakin kuat
bayang2 semua kejadian itu melekat dikepalaku.
Tanpa sadar aku mulai menirukan apa yang
dilakukan Dito, meng-elus2 dan meremas
payudaraku sendiri. Rasa nikmat yang timbul
menguasai seluruh tubuhku, semakin lama
semakin keras telapak tanganku me-remas2 dan
instingku menuntun agar jari-jemari menyentuh
puting payudaraku ..dan saat jari-jemariku mulai
memilin-milin puting kecil ke-merah2an
itu..ngghh..tanpa sadar aku melenguh dan meng-
geliat2 kecil, aku sangat menikmatinya sampai
tertidur pulas.

Pagi harinya, Minggu yang cerah, aku begitu ceria
sarapanpun kuselesaikan dengan secepat kilat
tidak sabar rasanya untuk segera memenuhi janji
dengan Dito. Tepat jam 10.00 aku sudah
dirumahnya
“..Hallo, selamat pagi..” sapaku begitu pintu
terbuka.
“..Hai pagi,..” sapanya kembali, Dito tampak segar
dan wangi, ia kemudian mengecup kedua pipiku
dan memelukku erat, membuat aku agak tersipu
dengan penyambutannya.
“..Ayo masuk..temenin aku sarapan ya..”ajaknya
sambil menarik tanganku
“..Aku sudah..minum saja..” ia kemudian
membuatkan aku teh hangat manis dan duduk
berhadapan dengannya di meja makan kecil
dengan dua bangku. Seperti biasa Dito yang lebih
banyak berbicara dengan gayanya yang
memukau.
Selesai sarapan kami masih tetap duduk dimeja
makan menghabiskan teh hangat dan kopi sambil
berbincang-bincang. Dito sesekali meremas
tanganku, kadang membelai pipiku dengan
punggung jari2nya..”Kulit kamu halus”
celetuknya, aku menunduk tersipu-sipu. Dito
mengangkat daguku dan mengecup lembut
bibirku, kecupan lembut yang panjang dan secara
perlahan berganti dengan lumatan-lumatan
panas. Kehangatan bibir dan desiran nafasnya
yang menyentuh kulit begitu membangkitkan
gairah kewanitaanku. Entah kapan mulainya, tiba-
tiba saja kami telah berdiri berpelukan sambil
tetap saling melumat dan..lebih liar, aku
merasakan lidahnya menggeliat-geliat didalam
mulutku. Aku bukan lagi Mayang yang kemarin,
Mayang yang sekarang tidak lagi pasif saat lidah
Dito menari-nari dirongga mulutnya, Mayang
yang sekarang membalas keliaran lidah Dito
dengan gairah yang mengapai-gapai keluar dari
tubuh yang mulus dan sintal.
Aku merasakan pagutan-pagutan Dito dileherku
yang jenjang diselingi dengan jilatan2 lidah yang
membara membuat seluruh bulu2 halus
dibadanku berdiri. Dan saat lidahnya turun ke
belahan dadaku..menari-nari di situ dibarengi
dengan remasan2 tangannya dipinggulku,
membuat aku semakin tak karuan. Begitu
tangannya mulai meremas-remas payudaraku-
bukannya menolak seperti kemarin-malah aku
mengharapkan lebih, Dito seperti mengerti
keinginan itu, ia mulai melepaskan kancing bajuku
satu persatu dan membuka bra 34b yang
menyangga payudaraku.. “agghh”..jerit birahi
keluar tanpa aku sadari saat tangannya meremas-
remas lembut dan payudaraku yang putih dan
sudah mengeras. Aku terlena pasrah dibawah
kenikmatan yang baru pertama kurasakan ini.

Aku bahkan ingin lebih, segera kudekap kepalanya
dan kutarik mendekati dadaku yang
kubusungkan, Dito tahu persis harus melakukan
apa, lidahnya menjilat-jilat, berputar-putar
melingkar-lingkar di puting susuku dengan
liarnya, aku menggelinjang-gelinjang menahan
geli dan nikmat yang luar biasa. Dari meja makan
kami pindah ketempat tidur, disini kembali kedua
puting payudaraku menjadi bulan-bulanan mulut
Dito, aku merintih..mengerang, keringatku mulai
menetes, rasanya sulit sekali untuk bernafas
teratur, tiap kali menarik nafas selalu terhenti oleh
rasa geli yang menyengat puting payudaraku.

Aku baru sadar sudah dalam keadaan tanpa
sehelai benang pun di tubuhku saat Dito
merebahkanku di kasur. Dito menerkam tubuh
sintalku dengan birahi yang membara, kamu
berpelukan saling memagut, menjilat, meremas
dan berguling-gulingan. jari-jemari Dito merayap
dan menyentuh bagian kewanitaanku, akupun
meradang. Aku tidak lagi mampu menahan
eranganku yang keras saat jari-jemarinya dengan
lembut membelai lembut mulut kemaluanku, jari-
jarinya dengan lincah bermain-main, menekan
dan mengelus seluruh permukaan kewanitaanku,
yang kurasakan mulai basah oleh cairan birahi.
Sambil melumat payudaraku Dito mulai melepas
seluruh pakaiannya dan aku merasakan
kejantanannya yang keras dan hangat
menyentuh pahaku. Dito menarik tanganku agar
menyentuh kejantananya, bukannya sekedar
menyentuh, akupun mulai meremas-remas,
sentuhan tanganku di kemaluannya membuat
birahiku semakin menggelegak. Dito kemudian
beringsut ke bawah lidahnya menjalar ganas
menjilati kulit mulus pahaku membuat tubuhku
mengelinjang keras. Aku merasa pahaku bergetar
ketika lidah Dito yang panas mendekati selah-
selah paha. Aku menjerit tertahan saat lidah Dito
sampai di bibir kewanitaanku, lidahnya yang nakal
menelusuri seluruh pinggir bibir kewanitaanku.
“Ahhgg..”, Aku menjerit dan menggelinjang
hebat ketika lidahnya mulai menjilat-jilat klitorisku,
aku mencengkram rambut Dito menahan gejolak
birahi yang sudah tidak tertahankan lagi. Tapi
rupanya Dito tidak ingin segera berhenti
memberikan kenikmatan lidah dan mulutnya.

Kewanitaanku seperti diselimuti oleh sesuatu yang
basah, panas, dan lunak. saat mulutnya mulai
menghisap-hisap kemaluanku layaknya mencium
bibir. Belum pernah aku rasakan kenikmatan
seperti itu. tubuhku bergetar keras merasakan
lidahnya yang sesekali masuk kedalam
kemaluanku dan bergerak-gerak cepat. Tanganku
mencengkram apapun yang dapat kuraih,
sungguh tak aku kuasa menahan sengatan
kenikmatan diseluruh bagian tubuhku, aku
mengeliat, menggelepar, dan menyorongkan
kewanitaanku kemulut Dito untuk lebih menikmati
sensasi mulutnya, hanya jeritan-jeritan dari
mulutku yang mengekspresikan kenikmatan yang
luar biasa. Aku sudah dalam keadaan terangsang
sekali punggungku terangkat-angkat, mataku tak
mampu kubuka, nafasku kian terasa berat,
bahkan mengelepar-gelepar seperti ikan tanpa air
akibat nikmat tak terkira. Rintihanku kian tak
terkendali, sementara Dito seakan tak ingin
menyudahi kehangatan birahi lewat bibir
kewanitaanku, bahkan. Jilatan dan hisapan mulut
Dito kian buas menerpa kewanitaanku, benar-
benar tak terperi nikmatnya.
Aku betul-betul sudah tidak berdaya lagi, entah
beberapa kali sudah tubuhku mengejang dan
mengeluarkan cairan birahi saat mulut dan
lidahnya bermain-main di kewanitaanku.
Akhirnya Dito perlahan-lahan merayap naik
ketubuhku dan melumat dadaku, sementara
kakinya secara perlahan membuka kedua kakiku.

Sentuhan2 kulitnya disekujur tubuhku membuat
aku seperti melayang-layang..aku memeluknya
erat2 dan menanti apa yang akan dilakukan Dito
selanjutnya.
Dan..kemudian aku merasakan kejantanannya
menyentuh mulut kewanitaanku dan perlahan
mamasukinya seluruh tubuhku bergetar hebat
merasakan ujung kejantanannya dalam mulut
kemaluanku yang semakin basah. Dito tidak
langsung memasukan seluruh kejantannya tapi
berulang-kali mengeluar-masukan ujung
kemaluannya dengan perlahan membuatku
terbang melayang. Aku terpejam, merasakan
nikmatnya, diriku terombang-ambing ke alam
lain. Aku bahkan membuka kedua kakiku lebih
lebar lagi seakan meminta Dito agar memasukan
kemaluannya lebih dalam lagi dalam rongga
kewanitaanku. Miliknya yang panjang dan hangat
itu semakin dalam masuk, aku terbelalak karena
rasa perih saat kejantananya merobek selaput
daraku. Dito seperti tahu persis apa yang harus
dilakukannya, ia melumat mulutku dengan
lembut dan berbisik. “..rileks Mayang, sedikit lagi
kamu akan merasakan kenikmataan
seutuhnya..”sambil menjilati telingaku, menggigit
mesra leherku dan melumat puting payudaraku
membangkitkan lagi getar2 birahiku sehingga
sakit itupun tidak lagi terasa.


“Aahhgg Dittoo.., oohh..”, erangan yang panjang
tak dapat kutahan lagi saat merasakan seluruh
kejantannya yang keras dan panjang perlahan-
lahan menyusuri rongga kenikmatanku sampai
akhirnya seluruhnya berada dalam diriku. Aku
memeluknya erat2 melumat bibirnya saat ia mulai
menggerakkan kemaluannya yang telah
memenuhi seluruh rongga kewanitaanku, keluar
masuk dengan perlahan. Sungguh kenikmatan
yang sulit untuk digambarkan, rintihan birahiku
semakin menggila kala Dito menggerakkan
tubuhnya lebih cepat lagi. Kejantanannya tanpa
henti menghentak-hentak seluruh bagian dalam
kewanitaanku dan menggosok-gosok seluruh
dinding kemaluanku dengan keliarannya,

hentakannya semakin lama semakin cepat
membuat aku semakin gila mengeliat-geliat.

Tubuh kami semakin diselimuti peluh-peluh kenikmatan.

Setiap kali kejantanan Dito menerobos menguak
kewanitaanku dan saat Dito menariknya, seluruh
tubuhku dilanda kegelian, kegatalan dan entah
rasa apalagi. Akhirnya aku merasakan satu
desakan keras di rongga kewanitaanku aku
menjerit dan mengerang kesetanan membuat
tubuhku mengejang dan memuntahkan cairan
birahi membasahi kejantanan Dito dan lorong
kewanitaanku, sungguh sebuah kenikmatan
puncak yang tak terkira. Seteleh itu entah berapa
kali lagi tubuhku mengejang dan mengeluarkan
magma birahi, dan rasanya aku tidak ingin
berhenti merasakan kenikmatan ini.
Hingga akhirnya Dito semakin mempercepat
gerakannya dan kurasakan kejantanannya
membesar ia kemudian menekan keras
kemaluannya hingga seluruhnya terbenam dalam
rongga kenikmatanku disertai erangan-erangan
liarnya, kurasakan semburan-semburan hangat
keluar dari kemaluannya, diikuti oleh semburan-
semburan cairan kenikmatan dari kewanitaanku
membuat tubuhku seakan melayang-layang. Dan
kamipun lemas dalam kenikmatan yang belum
pernah aku rasakan seumur hidup.

Dihari-hari berikutnya aku tidak sabar untuk
segera bertemu dan menikmati kembali
kejantanan Dito, ia begitu banyak mengajarkan
aku variasi dalam bersetubuh, oral sex misalnya.

Awalnya aku merasa jengah tapi begitu aku
merasakan lidahku menjalar-jalar dibatang
kemaluannya yang keras ada sensasi sexual yang
lain terlebih ketika aku mencium dan mulai
menghisap kepala kemaluannya, Dito yang
tergetar akibat hisapanku membuat birahiku
memuncak. Saat seluruh kemaluannya berada
dalam mulut aku betul2 seperti kerasukan
mengulum-ngulum, menghisap-hisap dengan
sangat bernafsu, dan sesekali kurasakan
kejantanan Dito seakan ingin menerobos
ketenggorokanku, begitu cairan birahinya
menyembur-nyembur, disertai erangan-erangan
liar Dito serta merasakan cairan hangat itu
mengalir di tenggorokanku aku merasakan
sesuatu yang luar biasa, tidak henti2nya aku hisap
cairan2 tersisa seakan-akan tidak ingin setetespun
terlewatkan, aku sungguh sangat menyukainya.
Suatu hari sepulang dari kafe dimobil dalam
perjalanan pulang membayangkan apa yang akan
dilakukan Dito dirumah membuatku “on”-
mungkin akibat alkohol, Akupun mulai meraba-
raba miliknya, setelah mengeras kukeluarkan dari
balik celananya dan mulai kujilati dan
mengulumnya dengan rakus. Tanpa terasa
kamipun sampai, dengan tergesa-gesa kami
melanjutkan lagi permainan panas didalam mobil
ke dalam rumah. Kami berpelukan dan saling
melumat dengan gairah yg membludak, puting
susuku tak terlepas dari lumatannya dan tangan
kirinya menjalar kedalam rok, mulai meremas2
dan memasukan jarinya kedalam lubang
kenikmatanku. Tapi kali ini Dito tidak hanya
memasukan jari tengah-seperti biasanya- ia
memasukan juga jari manisnya dan disusul
dengan jari kelingkingnya, dengan tiga jarinya
Dito mengaduk-aduk kemaluanku, permainan
baru ini membuat seluruh tubuhku menegang
merasakan nikmat yang luar biasa.

Tubuhku yang sudah tidak tertutup sehelai
benangpun direbahkannya ditempat tidur dan ia
melanjutkan permainan “tiga jarinya” plus
lidahnya yang menjilat-jilat dan menghisap-hisap
klitorisku membuat kesadaranku seakan-akan
hilang, tubuhku mengelepar-lepar tak tentu arah.


Dito kemudian membalik tubuhku pada posisi
tengkurap dan membuka kaki kananku, “tiga
jarinya” masih didalam kewanitaanku Ia
menambah sentuhan birahinya dengan
menggigit-gigit punggungku..aahh..sungguh luar
biasa..Setelah puas, Dito mulai naik kepunggung
dan dapat kurasakan kejantannya memasuki
kewanitaanku.
Dito tidak langsung menengelamkannya, Ia
membiarkan “kepalanya bermain-main” dulu
membuat “milikku” semakin basah, ditambah lagi
dengan remasan tangannya di kedua bukit
kenikmatanku, serta pagutan-pagutannya dileher
membuat birahiku memuncak ingin rasanya Ia
segera meneggelamkan kemaluannya. Tapi
kembali Dito memberikan kejutan, ia mencabut
kejantanannya, memegangnya dan
mengarahkannya ke lubang anusku, dengan
tangan Dito menekan kejantannya yang basah
oleh cairan kenikmatan sehingga ujungnya
memasuki anusku, belum lagi hilang rasa kagetku
Dito kembali mencabut dan memindahkannya
“kepalanya” ke lubang kewanitaanku. Berkali-kali ia
memindahkan “kepalanya” di kedua lubangku dan
tanpa terasa kalau kemudian sudah bukan
kepalanya lagi yang masuk ke anusku tapi sudah
hampir seluruhnya menguak dan menerobos
anusku..dan saat ia menenggelamkan seluruhnya
menimbulkan sensasi sexual yg dahsyat dan
semakin bertambah saat Dito mulai menarik dan
mendorongnya secara perlahan..aakkhh..dapat
kurasakan bagaimana kejantanannya
memberikan kenikmatan dalam anusku.
Dito tidak berhenti hanya sampai disitu ia
kemudian memasukan jari2nya yg nakal kedalam
lubang kenikmatanku..”oohh..Ditoo..” jeritku
melepas birahi yang membludak saat ia
melakukan “double attack” ..”***** mee..*****
me hard honey..***** my ass harder..harder..”
aku meracau tidak karuan, membuat Dito
semakin bernafsu dan semakin liar melakukan
double attack-nya dan..kembali tubuhku bergetar
keras merasakan dorongan magma birahi yang
akan meledak..”..aagghh Ditoo tekann..aku
keluaarr” jeritku, dan kurasakan lahar birahiku
menyembur keras berbarengan semburan Dito,
kamipun terkulai lemas dalam kenikmatan.

Aku tidak menyesali memberikan “tiga”
keperawananku (kegadisan, mulut dan anus)
kepada Dito bahkan menikmatinya walau tidak
ada janji-janji manis, hanya gairah dan birahi
yang diberikannya. Dito telah memberikan
“pengalaman” yang luar biasa dalam hidupku.


Adult | GO HOME | Exit
1/3717
U-ON

inc Powered by Xtgem.com